Hakikat Makna Istiqomah

Istiqomah


Istiqomah itu bukanlah artinya kita senantiasa berada diatas ketaatan dan tanpa ada kesalahan ataupun dosa sedikitpun.

Karena sekuat apapun kita menghindari semua dosa itu, kita tidak akan sanggup. Hal ini berdasarkan hadits shahih riwayat Imam Muslim dari jalan shahabat Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda :

والذي نفسي بيده لو لم تذنبوا لذهب الله بكم ولجاء بقوم يذنبون فيستغفرون الله فيغفر لهم

``Demi Allah yang jiwaku berada di TanganNya, sekiranya kalian tidak berdosa, niscaya Allah melenyapkan kalian dan kemudian mendatangkan satu kaum yang mereka berbuat dosa, lalu memohon ampun kepada Allah, lantas Allah pun mengampuni mereka``.

Maksud hadits diatas bukanlah memerintahkan kepada kita untuk berbuat dosa, namun untuk menunjukkan bahwasanya kita sebagai manusia tidak dapat tidak, pasti berbuat dosa, baik yang besar maupun yang kecil. Kemudian syariat islam memberikan solusi agar kita segera istighfar memohon ampun dan bertaubat kepada Allah.

Dan juga dari hadits diatas agar kita kembali kepada Allah dalam keadaan merendah diri, takut akan banyaknya dosa yang telah kita lakukan, tidak merasa sombong, ujub dan merasa suci dari dosa.

~ Faidah dari kitab Zuhud Dan Riqaaiiq Karya Ustadz Abdul Hakim Bin Amir Abdat hafizhahullah

---

Tatkala shahabat Sufyan Bin Abdullah Ats Tsaqafiy radhiyallahu `anhu meminta nasehat kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam tentang satu perkataan didalam syariat islam, maka Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:

قل آمنت بالله ثم استقم

``Katakanlah aku beriman kepada Allah dan istiqomahlah``.

 Syaikh Muhammad Bin Shalih Al 'Utsamin rahimahullah, menjelaskan makna istiqomah dalam hadits tersebut yakni berjalan diatas jalan shirathal Mustaqim, jalan yang lurus, tidak menyimpang dari syariat, tidak kekiri dan tidak pula kekanan.
 
Dan inilah yang selalu kita minta dalam tiap shalat kita,

اهدنا الصراط المستقيم

``(Ya Allah) Tunjukilah kami jalan yang lurus``,

Sehingga dari penjelasan ini, menunjukkan bahwasanya tidak mungkin kita bisa istiqomah tanpa ilmu, tanpa amal, dan tanpa berdoa kepada Allah.

--

Kemudian kiat istiqomah yang prioritas adalah dengan mentauhidkan Allah. Sebagaimana diisyaratkan dalam hadits tadi,

قل آمنت بالله

``Katakanlah: Aku beriman kepada Allah``

Syaikh Muhammad Bin Shalih Al `Utsaimin rahimahullah menjelaskan maksud  ``Katakanlah Aku beriman kepada Allah`` yakni kita mengikrarkan atas apa yang Allah wajibkan kepada kita yakni wajibnya beriman kepada Allah dengan mentauhidkan Allah dalam rububiyyah, uluhiyyah dan Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah``

 ~ Syarah Arbain Nawawiyyah Karya Syaikh Muhammad Bin Shalih Al `Utsamin rahimahullah.
 

Kemudian jika kiat ini sungguh-sungguh kita lakukan, maka Allah menjanjikan surga kepada kita.

Allah berfirman

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰٓئِكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَـنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

``Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Rabb kami adalah Allah" kemudian mereka istiqomah maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka seraya berkata, "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.'' ``
   ~ Quran Surat Fushshilat Ayat 30

Related

Tadzkiyatun Nufus 2289471373201737898

Posting Komentar

Popular

Comments

"Bagaimana mungkin kita bisa mencintai Allah, sementara dalam keadaan kita tidak mengenal Nama-namaNya, sifat-sifatNya, tidak tahu keberadaannya, tidak tahu apa yang Dia benci dan tidak tahu apa yang Dia sukai..."
item