Mengenal Tauhidul Asma' Wash Shifat

Saudaraku fillah..

Telah berlalu penjelasan tentang pembagian tauhid, dimana para ulama menjelaskan akan adanya tauhidul asma' wash shifat. Dan dimaklumi bahwasanya seorang muslim wajib beriman kepada Allah ta'ala, namun seseorang tidak mungkin bisa konsisten dengan keimananannya tersebut sampai wajib baginya meyakini akan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang Maha agung lagi Maha indah.

Sebagaimana Allah ta'ala berfirman:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا

Dan hanya milik Allah nama-nama yang baik.
Al-A'raf:180

Dan ketahuilah.. Sesungguhnya mempelajari ilmu tentang nama-nama maupun sifat-sifat Allah adalah semulia-mulianya ilmu, sebaik-baik cara untuk melembutkan hati, sebaik-baik metode untuk mencerdaskan akal, sebaik-baik penjelasan akan hakikat ubudiyah dan dengan mempelajarinyalah jalan terbaik untuk lebih mengenal Allah ta'ala, beribadah hanya kepadaNya tanpa menyekutukaanNya dengan sesuatu apapun.

Lantas apa itu tauhidul asma' wash shifat dan bagaimana cara kita mengesakan Allah ta'ala dalam masalah Nama-nama dan Sifat-sifatNya?!

Saudaraku fillah... Al Imam Al 'Allamah 'Abdurrahman bin Sa'diy rahimahullah menjelaskan definisi yang sangat bagus, bahwa yang dimaksud tauhidul asma' wash shifat adalah meyakini keesaan Allah ta'ala dengan kesempurnaan yang mutlak dari segala sisi, dengan menetapkan sifat yang Maha mulia dan indah, yang tidak ada satupun bisa menandingi diriNya, yang demikian tidak lain dengan cara menetapkan apa-apa yang telah Allah tetapkan bagi diriNya maupun yang ditetapkan oleh Rasulnya shallallahu 'alaihi wasallam dari seluruh yang berkaitan dengan nama-namaNya, sifat-sifatNya dan makna-makna serta hukum yang terkandung dalam alquran dan assunnah sesuai dengan keagungan dan kemuliaanNya tanpa harus meniadakan, menghilangkan, merubah dan membagaimanakannya dan juga wajib menafikan atas apa yang Allah telah nafikan bagi diriNya maupun yang dinafikan oleh Rasulnya shallallahu 'alaihi wasallam dari segala bentuk kekurangan ataupun aib, dan dari segala bentuk yang dapat menafikan kesempurnaan Allah ta'ala.

Lihat: kitab Al Qaulus sadiid fii maqaa-shidit tauhid juz 3 halaman 10 karya syaikh Abdurrahman bin sa'diy rahimahullah.

Saudaraku.. Coba perhatikan kembali Alquran surat Al A'raf ayat 180 tadi, yakni setelah Allah menegaskan nama-nama yang husna bagi dirinya, kemudian Allah memberi kabar bahwa akan adanya orang-orang yang melakukan penyimpangan dalam masalah nama-nama Allah ta'ala, sebagaimana kelanjutan firmanNya:


وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam hal nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

Maha benar Allah.. terbukti, apa yang kita saksikan hampir diseluruh jenjang pendidikan agama islam dinegeri kita, kurikulumnya menyimpang dalam masalah nama-nama dan sifat-sifat Allah ta'ala, hal ini karena menyelisihi kaidah dan prinsip ahlussunnah wal jama'ah. Saya contohkan, disekolah dasar.. Adanya pembatasan bilangan tertentu seperti pembatasan nama Allah 99, kemudian pembatasan sifat Allah 13 dan ada juga yang membatasi 20 dengan akal-akalan.
Padahal ini menyelisihi 3 kaidah dasar ahlussunnah wal jama'ah. Kaidah pertama yang dilanggar: "Bahwa Nama-nama Allah itu tidak dibatasi dengan bilangan tertentu."

Dalilnya:

أسألك الله بكل اسم هو لك سميت به نفسك ، أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدا من خلقك ، أو استأثرت به في علم الغيب عندك

Aku memohon kepada-Mu ya Allah dengan perantara seluruh Nama yang Engkau namai Diri-mu dengannya, Nama yang Engkau turunkan di dalam Kitab-Mu, Nama yang Engkau ajarkan kepada salah satu diantara makhluk-Mu dan juga Nama yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib disisi-Mu.
Hadits shahih diriwayatkan Imam Ahmad dari jalan shahabat Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhuma.

Kaidah kedua yang dilanggar: "Bahwa setiap nama Allah ta'ala pasti menunjukkan juga sifatNya" Contoh firman Allah ta'ala dalam surat Yunus ayat 107:



وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Dan Dialah Maha pengampun lagi maha penyanyang.

Nama Allah Al Ghafur Maha pengampun maka otomatis menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat Maha pengampun (Maghfirah), atau nama Allah lainnya: Ar-Rahiim Maha penyanyang maka otomatis juga menunjukkan bahwa Allah itu memiliki sifat Maha penyanyang (rahmah). Makanya sesuai tatkala Allah berfirman dalam surat Al Kahfi ayat 58:

وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ

Dan Rabbmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai sifat rahmat.

Kaidah ketiga yang dilanggar: "Bahwasanya nama-nama ataupun sifat-sifat Allah ditetapkan berdasarkan dalil syar'i baik dari Alquran maupun assunnah, tidak boleh ditetapkan oleh akal" Dalilnya: Firman Allah ta'ala dalam surat Al Israa' ayat 36:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Semoga bermanfaat,

Bantul, 05 Dzulqha'idah 1432 Hijriyyah
Aboe Tsabit Herry Septiady Bin Hatok Bin Haris Al Batamy

Related

Tauhid 8296716567366965029

Posting Komentar

Popular

Comments

"Bagaimana mungkin kita bisa mencintai Allah, sementara dalam keadaan kita tidak mengenal Nama-namaNya, sifat-sifatNya, tidak tahu keberadaannya, tidak tahu apa yang Dia benci dan tidak tahu apa yang Dia sukai..."
item